Apakah sebaiknya g mundur?

Sebuah pertanyaan yang saat ini sedang berkecamuk diotak g gara2 masalah kerjaan.

Sesuatu yang engkau benci seringkali engkau hindari namun pada akhirnya hal tersebutlah yang kembali mengejarmu.

Yup, I agree with whoever says that. We must face it! No matter hard we run from them, eventualy they will come to us whenever and wherever. But that's my problem.

Dimulai dari pada saat g menerima beban kerja untuk mengurus 3 perusahaan sekaligus yang dimana kepemilikan dari 3 perusahaan tersebut berbeda (bukan orang yang sama). Kebayang?

Fast forward...

Setelah berjalan selama 2 minggu akhirnya masalah conflict of interest mulai muncul dan jujur g kewalahan menghadapinya... Conflict of interest-nya bukan dari masing2 pemilik perusahaan, akan tetapi muncul dari dalam diri g sendiri. Bisa dibilang rasa empati dan simpati serta batas toleransi g terhadap manusia sangatlah tinggi dan begitu terjun langsung serta melihat dari para karyawan yang telah bekerja pada 2 perusahaan baru saja ditangani terus terang g ga suka.

Perusahaan yang pertama, memberlakukan pekerjanya dengan mendiktator bahwa uang adalah segalanya dan apa yang terjadi? Para karyawan tersebut saat ini bekerja lebih keras dari para pekerja lain yang pada umumnya bekerja dengan waktu. Perusahaan mengaku berlaku fair dengan para karyawan namun kinerja karyawan pada akhirnya diukur berdasarkan jam kerja karyawan tersebut. "klo mo naek gaji ya waktu kerja lu lebih dong." Begitu katanya... Terus terang g sangat tidak suka melihat sesama manusia diperlakukan seperti itu. Apalagi pas kejadian banjir kemaren, uda tau makanan yang dia produksi ga enak, eh karyawan yang rumahnya pada kebanjiran dipaksa supaya jualan gara2 orang pasti pada beli yang namanya makanan terlepas makanan itu enak ato ga... Set dah, ni orang kaga manusiawi skali ya?

Perusahaan yang kedua, para karyawan diperlakukan selayaknya tamu hotel. Karyawan diberikan tempat tinggal yang layak, disediakan makan pagi, siang dan malam, dan jam kerja tidak didisiplinkan. Ya sebetulnya ga masalah klo kinerja mereka bener sih tapi nyatanya perusahaan sudah 1 tahun hidup dengan mengeruk modal. Dan terlebih lagi, sang pemilik sudah merasa cape dan maunya kabur dari masalah yang sebetulnya si pemiliknya sendiri timbulkan. Yang kaya gini nih pantesnya jadi karyawan level bawah aje. Nah sekarang kepengurusan perusahaan diserahkan ke g dan imbasnye tu pemilik secara ga sopan memperlakukan g layaknya babu... Minta supir maen minta aje, "eh bos, lu emang bos g tapi siapa lu berani nyuruh2 g ditengah malem gini?!. Bapak g aje ga berani nyuruh2 g!" Sori ye bos, semua ada prosedurnya.

Pekerjaan memang pekerjaan tapi untuk melakukan semua ini pasti ada harganya dan walaupun batas toleransi g tinggi akan tetapi tetap ada batasnya. "setinggi2nya awan tidak akan melampaui angkasa".

G merasa tidak cocok dan tidak suka dengan pemilik perusahaan kaya gini. Berlawanan dengan keyakinan g men. Dan sebetulnya orang yang kaya gini yang g hindari untuk masalah pekerjaan.

Dan diujung kata biarlah g ngomong...
So, wani piro?!

Komentar

Postingan Populer