Perjuangan Tanpa Henti (mungkin bersambung)

Warung Kopi, tempat dimana kami bisa bersantai dan sedikit memanjakan gadget dengan fasilitas waipai yang cukup, jangan dibandingkan dengan Jakarta ya. Hmm... belom terbiasa menggunakan kata "Kami"... Hehehe...

How do you do guys? We missed our friends a lot, especially the idiot times with idiot friends... hahaha...
Our hope is you guys were great and not "fine".

Ok, yang g mo sharing saat ini mengenai betapa beratnya memulai dan menjalankan usaha serta adaptasi tubuh dan pikiran akan usaha yang dijalankan... Damn it's much much harder than we thought but we felt that this is our way. Not like before, on those days, working on some workplace, wearing mask, different place then different mask.

Pause bntar, nyerang COC dulu...
...
...
...
...
...
...
...
ah belakangan jarang banget dapet ghost village... huh...
ok lanjooot...

Awalnya kita pikir bahwa memulai usaha di bidang makanan itu mudah dan menghasilkan. Ya banyak hal manis yang kami lihat pada saat melihat orang2 yang uda mulai usaha di bidang makanan, sebut saja warung sop sapi goreng, warung nasi deket kos, warung nasi deket kampus, restoran chinese food, ya banyak lagi lah belom lagi ropit, warkop indomi pinggir jalan yang terlihat biasa saja namun omsetnya sehari bisa lebih dari 2 jt... Akan tetapi kami melewatkan satu hal, Kami tidak melihat PROSESnya. Yup, itu adalah hal yang terpenting.

Hari pertama kami berjualan, ya seperti yang sudah diperkirakan pembelinya mostly keluarga sendiri, maksudnya ya kerabat dekat keluarga lah dan kami merasa kurang puas akan hal tersebut apalagi setelah menjalani proses pembuatan masakannya. bangun jam 3 pagi sudah siap dengan pisau dan talenan untuk membuat bumbu masakan, ke pasar jam 5 pagi dan mulai masak jam 6. Untuk permulaan bisa dibilang kondisi kami berdua cukup kacau saat itu. Dapur rumah berantakan bingittss... hahaha... ya awal yang grabak grubuk... Begitu pula dengan hari kedua, masih sama sampai akhirnya badan mengalahkan semangat. Barulah kami memikirkan cara yang baru supaya kami ga gitu capelah buat nyiapin bahan2 masakan. Dan sekarang, uda lumayan ok lah dalam nyiapin bahan2 masakan, ga perlu lagi bangun jam 3 ato tidur lebih awal, dan lebih ada waktu kosong untuk memikirkan ide2 baru dalam memajukan usaha kami.

Kendala kami saat ini adalah PRICING, yup that's it... I'm truly honest that was my problem! Awalnya g berpikir bahwa kita bikin ini selain untuk meraih untung juga untuk memberikan porsi lauk yang lebih dari warung nasi yang lain dan saya SALAH BESAR terhadap hal ini. Setelah direview memang keadaan keuangan warung kami masih merugi sementara memang pembeli juga masi terbilang sepi.

Usaha selanjutnya adalah mendatangkan pembeli yang lebih banyak lagi. Banyak hal yang kami belum lakukan, dari segi tempat aja dulu, banner / spanduk belom bikin, konsep promo juga belom ada, belom lagi brosur, dll. ya itu semua terhenti pas ketika kami belum bisa beradaptasi akan tuntutan dari dunia usaha makanan yang membutuhkan waktu dan tenaga yang lebih besar. Ternyata memasak untuk memuaskan perut2 yang kelaparan memanglah butuh tenaga yang lebih dari banyak.

Tapi ga tau sih, hal ini walaupun berat kami tetap terus melanjutkan dan terus berusaha untuk Adapt and Improve. It has different feeling when we do this than have a job in Jakarta those days.

Bntar, "Troops are ready for battle!"
Nyerang dolooo... Berjuang mo upgrade xbow nih... 7 jeti bo... lamooooo... Hehehe...
...
...
...
...
...
...
...
...

Ok lanjooot lageee...

Maap maap kepotong...
Intinya adalah jika mau berusaha sendiri lebih baik pikirkan kembali NIAT dan TUJUANnya. Klo tepat, maka kita yakin bahwa rintangan sebesar apapun akan bisa terlewati. Ngantuk, bntar lagi pulang ah, tinggal nunggu donlotan anime aja nih. See you... Hahaha...

Thanks for reading. ;)


Komentar

Postingan Populer