Satu Tahun

Halo...

Ternyata 1 tahun sudah g ninggalin rutinitas g dalam berkeluh kesah di blog... Ga berasa, aslik!!! 

Klo melihat postingan terakhir itu di bulan September n sekarang g bikin ini pun di bulan September, cuman beda taunnya.

Jadi bingung mo mulai sharing darimana... baelah, tak cobe persingkat kejadian yang dialami selama setaun belakangan ini.

Diawali dengan tawaran kerjaan di perusahaan tempat g kerja terdahulu di bulan Oktober dan setelah melalui pemikiran yang cukup panjang (ga sepanjang itu sih, cuman beberapa menit) dan perdiskusian dengan istri (yang dengan cepat langsung meng-IYA-kan #mukakaget), akhirnya g mengiyakan tawaran kerja tersebut dengan beberapa syarat dan ketentuan pastinya. Beberapa kompensasi kaya biaya perjalanan bolak balik yang dibiayai ma kantor dan cuti 1 minggu untuk setiap bulannya ini yang bikin bini g meng-IYA-kan langsung. Kompensasi lain ya menurut g hingga saat ini ya tinggal janjilah, tapi ini pun uda cukup ok-able.

Seperti biasa dimulai dengan penyambutan kembalinya personil senior yang uda lama menghilang dan 3 bulan pertama yang berjalan selayaknya karyawan baru. Yang bikin kaget adalah 3 bulan selanjutnya gara2 perusahaan memutuskan sesuatu yang menurut g sangat berani namun diperlukan, ya mungkin cerita ini tak share di next post lah ya. Intinya dengan adanya kejadian itu membuat g banyak belajar dengan waktu yang cukup cepat. Dimana g yang hanya sekedar pelayan karyawan menjadi pelayan pelanggan perusahaan dan terlebih menjadi full operasional kantor dimana g menangani beberapa posisi sekaligus. Disitu kadang saya merasa sedih (#eh #lho). Hehehe... Salah... Tiba2 g kebayang iklan 86 yang polwannya ngomong gitu... hahaha... 

Ok ok balik ke realita, ada pepatah mengatakan bisa karena terbiasa, nah mungkin ini ada hubungannya dengan cerita g, cuman mungkin ada yang dirubah dikit jadi "bisa karena terpaksa". Why? Ya karena emang gitu keadaannya... Karena keadaan yang terpaksa, mungkin ada beberapa orang yang langsung meninggalkan (leave ASAP), atau diam saja (do nothing), atau langsung bertindak mengambil tanggung jawab dadakan (ga tau mo disebut apaan, jiwa pembantu kali ya... hehehe...). Nah posisi yang terpaksa kemaren membuat g jadi yang terakhir, give everything I've got to make this ship keep sailing. Just like what captain Kirk do on Star Trek 2, he really really doesn't know what would he supposed to do, he just doing what he thinks right. Yup, maybe that was me but on different events. 

Manfaat yang g rasakan dari pembelajaran tersebut, secara materi praktis tidak ada. Hanya saja g jadi lebih mudah dalam memikirkan sebuah keputusan, proyeksi konsekuensi dari sebuah rencana n yang paling g berterima kasih terhadap sang pencipta adalah masih ada orang2 yang senang bekerja bersama g. Mungkin itu sedikit dari manfaat yang g rasakan dari kejadian itu, dan mungkin masih banyak manfaat2 lain yang sebetulnya banyak bereffect ma g cuman dikarenakan ketidaksempurnaan g sebagai domba yang cukup durhaka membuat g jadi tidak merasakan hal tersebut.

"Bisa karena terpaksa" bukan merupakan suatu bentuk paksaan, namun ini adalah pilihan. Sebuah pilihan yang akan membantu mengembangkan pribadi anda. 

Terima kasih.

Sedikit berbagi sajian telinga dikala g ngetik post ini sambil nunggu delay...

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer